Peran Generasi Muda dalam Menjaga Kamtibmas di Era Digital

Kuliah Tamu bersama Kapolda Maluku, Prof. Dadang Hartanto

HUMAS UIN AMBON, -- Universitas Islam Negeri (UIN) Abdul Muthalib Sangadji Ambon menjadi satu-satunya perguruan tinggi pertama di Maluku yang merasakan siraman ilmu dari Irjen Pol Prof. Dr. Dadang Hartanto, S.H., S.I.K., M.Si, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Provinsi Maluku.

Prof Dadang Hartanto menjadi narasumber tunggal dalam Kuliah Tamu yang dihadiri ribuan mahasiswa, serta pegawai dan dosen UIN Ambon di Gedung Auditorium, Selasa, 9 September 2025.

Hadir dengan seragam dinas harian yang menempel dua bintang di pundaknya, Prof. Dadang tampak sederhana dengan menyapa dan menyalami setiap mahasiswa, dosen dan pegawai yang sudah menunggunya sejak pukul 08.00 WIT.

Jenderal dua bintang ini hadir ke UIN Ambon dengan membawa sejumlah perwira tinggi Polda Maluku, dan ketika masuk ke Ruang Auditorium, ia didampingi Rektor, Dr. Abidin Wakano, M.Ag, serta unsur pimpinan kampus.

Sebelumnya, Prof. Dadang mampir di ruang kerja rektor Lt 2 gedung Rektorat, dan menyempatkan waktu untuk berdialog dengan pimpinan kampus.

Rektor, Dr. Abidin Wakano, M.Ag mengawali sambutan dengan menyatakan kebanggaannya kepada Kapolda Maluku, karena telah mencapai puncak tertinggi dalam dunia pendidikan tinggi, yakni sebagai Guru Besar. "Dalam karir, kita sebut sudah paripurna. Karena sudah Jenderal, juga Profesor."

Abidin mengabarkan kepada Kapolda Maluku bahwa UIN Ambon menjadi universitas pada bulan Mei 2025 beralih status dari institut, sekaligus menempatkan kampus ini setara dengan Universitas Pattimura sebagai universitas negeri di Maluku.

UIN Ambon memiliki Fakultas Syariah, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Sementara Fakultas Komunikasi, Data Sains, dan Informatika yang saat ini telah memiliki program studi, tinggal menunggu SK-nya.

Sesuai tema kuliah, "Peran Generasi Muda dalam Menjaga Kamtibmas di Era Digital", kata Abidin, Maluku terdiri dari 1.342 pulau, lebih dari 100 suku, dengan 117 bahasa dan dialek, serta ratusan raja. Kondisi ini membuat Maluku kaya akan pengalaman, baik dalam konflik maupun dalam keberhasilan membangun perdamaian. Proses perdamaian tidak lepas dari peran berbagai pihak, terutama generasi muda, ungkap Abidin.

Bagi mahasiswa UIN Ambon, lanjut Rektor, tantangan utama di era digital bukan hanya soal segregasi wilayah, tetapi juga segregasi mental. Media sosial kerap menciptakan musuh imajiner yang memecah belah, membangun polarisasi, dan memicu provokasi. Tantangan lain adalah etnonasionalisme berbasis kampung yang kadang menyeret kelompok masyarakat pada konflik dan kekerasan. Karena itu, tema kuliah tamu ini sangat tepat, tambah rektor, sembari berharap kepada Kapolda Maluku agar dapat menguraikannya dalam kuliah.

Dihadirkannya Kapolda Maluku untuk mengurai tema tersebut, karena selain menjabat Kapolda, Dadang juga merupakan guru besar yang tentu sangat dekat dengan dunia kampus. "Selain memahami dunia akademik, beliau juga memiliki perspektif keamanan yang luas."

Rektor berharap, kuliah tamu bersama Jenderal Profesor ini, dapat membawa nuansa baru kepada civitas UIN Ambon dalam memahami ilmu dari seorang guru besar dengan latar kepolisian, terutama mahasiswa untuk menjaga harmonissosial di Maluku melalui media digital.

Sementara kuliah Kapolda Maluku, Prof. Dadang diawali dengan quis yang memantik semangat ribuan mahasiswa di dalam gedung Auditorium. Kuliah ini berlangsung dalam bentuk dialog dan tanya jawab. Setiap mahasiswa atau dosen dan pegawai yang menjawab pertanyaan sesuai, diberikan hadiah souvenir yang dibawa khusus oleh Kapolda.

Guru Besar Bidang Administrasi Publik ini memaparkan kondisi dan resiko keamanan serta ketertiban masyarakat di era digitalisasi. Di mana, keberadaan alat komunikasi yang memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mengakses dan menyebar informasi secara bebas di media sosial, dapat menjadi rantai pemicu konflik jarak jauh. Sebab itu, perlu ada pemahaman yang lebih dalam tentang penggunaan gadget sehingga tidak disalahgunakan.

Terkait peran generasi muda khususnya mahasiswa dalam menjaga Kamtibmas, Prof Dadang mengajak mereka untuk lebih giat dan fokus dalam belajar. Sebaliknya, dosen harus mengajar dengan baik pula. Bagi Dadang, ketika semua orang memerankan tugas dan fungsinya secara baik dan benar, maka kedamaian akan terbangun secara alami.

Ia berharap mahasiswa sebagai generasi muda, dapat mendidik diri dan karakternya sebagai generasi penerus bangsa sejak dini, karena harapan kemajuan bangsa bergantung pada pundak generasi muda yang cerdas serta berbudi luhur.

Kapolda juga berbagi teori dan pengalaman melalui quis yang disampaikan kepada civitas dalam kuliah umum. Mulai dari cara menang pertandingan, hingga bagaimana menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan dan rintangan di masa mendatang. (*)