Pascasarjana UIN Ambon Gelar Kuliah Umum “Glokalisasi Pengetahuan”

UIN AMBON, --- Pascasarjana Universitas Islam Negeri Abdul Muthalib Sangadji Ambon menggelar Kuliah Umum dengan tema "Glokalisasi Pengetahuan : Belajar dari Kemurahan Hati Masyarakat dalam Merawat Pengetahuan Lokal di Era Digital".

Kuliah Umum yang menghadirkan Ketua Program Studi S2 Teologi Kristen Protestan UKIM Ambon, Prof. Rachel Iwamony, Ph.D sebagai narasuber tunggal ini berlangsung di Ruang Rapat Senat Lt II Gedung Rektorat UIN Ambon, Senin, 6 Oktober 2025.

Rektor, Dr. Abidin Wakano, M.Ag mengawali sambutannya dengan menjelaskan hubungan persahabatannya bersama Prof Rachel, yang diundang sebagai narasumber. Kata Rektor, beberapa tahun lalu, dirinya berangkat ke Belanda untuk penelitian, dan dia bertemu dengan Prof Rachel sebagai keluarga untuk sesama orang Maluku di Belanda.

Mengenal baik Prof Rachel, Rektor mengajak seluruh mahasiswa Pascasarjana agar menjadikan kuliah umum ini sebagai starting dari kuliah yang akan dijalani para mahasiswa sesuai kalender akademik.

Ia melanjutkan, tema kuliah umum yang diangkat sangat menarik, dan tepat dengan kondisi kehidupan masyarakat kekinian. Lewat materi yang selanjutnya akan dipaparkan oleh narasumber, para mahasiswa dapat memahami pentingnya digitalisasi, globalisasi dan hubungannya dengan kondisi lokal. Lewat kuliah umum ini pula, kata Rektor, mahasiswa akan diajak untuk mengenal lebih dalam hubungan global, digital dan pengetahuan lokal, termasuk peran dan kedudukan perguruan tinggi dalam konteks glokalisasi pengetahuan.

Glokalisasi sendiri, menurutnya, merupakan strategi atau proses di mana konsep, produk, atau ide global disesuaikan agar relevan dengan kondisi lokal, menciptakan perpaduan antara universalitas dan partikularitas. Hal ini merupakan gabungan dari "globalisasi" dan "lokalisasi," yang menekankan upaya mempertahankan nilai-nilai lokal sambil tetap terbuka terhadap pengaruh global di era digital saat ini.

Sementara Direktur Pascasarjana UIN Ambon, Prof. Dr. Hasbollah Toisuta, M.Ag dalam sambutannya berharap agar kuliah umum hanya menjadi agenda serimonial, tapi sebagai bagian penting dari proses kuliah mahasiswa. Lewat kuliah umum, mahasiswa dapat mendesain apa yang harus disiapkan menuju agenda kuliah harian, yang akan dijalani mahasiswa. Terlebih penting, mahasiswa dapat menangkap apa yang akan dijelaskan oleh Prof Rachel selaku narasumber dalam kuliah umum ini.

Khusus terkait tema yang diangkat, dalam rangka mendekatkan mahasiswa dengan kondisi lokal di tengah derasnya arus globalisasi dan digitalisasi, sehingga mahasiswa tidak terpintal tapi justru lebih kuat dalam mengatur kedua tantangan tersebut.

Ketua Program Studi S2 Teologi Kristen Protestan UKIM Ambon, Prof. Rachel Iwamony, Ph.D

Prof. Rachel Iwamony dalam materinya mengulas penyesuaian kehidupan manusia khususnya di Indonesia pada era digital pasca negara ini dilanda Covid. Di mana, seluruh aktifitas masyarakat baik di dunia pendidikan maupun lainnya, termasuk sosial dan agama dilakukan secara digital.

Kenyataan ini, meniscayakan perguruan tinggi tidak boleh tinggal diam, tapi bagaimana bergerak untuk sama-sama menyesuaikan kondisi dan kebijakan, agar selaras dengan tantangan dan perubahan zaman, baik secara global maupun lokal.

Prof Rachel juga mengurai pentingnya peran perguruan tinggi, baik dosen maupun mahasiswa dalam menggunakan media, baik media sosial maupun media mainstream, agar menjadi penyebar informasi yang mendidik dan menyejukkan, bukan sebagai penyebar informasi hoax. Sebab, jejaring media melalui internet memiliki pengaruh negatif dan positif, tergantung siapa penggunanya.

Sejatinya, kata dia, pengguna media baik media mainstream maupun media sosial dimanfaatkan untuk meninggikan hubungan antar sesama manusia, bukan untuk saling menyerang atau menjatuhkan.

Menurut Prof Rachel, bila setiap pengguna media digital dapat memahami prinsif kemanusiaan, maka sejatinya dapat menghindari penyebaran informasi hoax yang sampai di tangannya. Ia meyakini, setiap orang di perguruan tinggi memiliki pengetahuan positif yang disebarluaskan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat.

Dikatakan, Perguruan Tinggi adalah tempat persemaian bibit-bibit pemikir, intelektual, dan professional, dengan berbagai macam jenis serta arus pemikiran keilmuan yang terus berubah dan berkembang. Sebagai penutup, Prof Rachel menegaskan bahwa perguruan tinggi adalah Dapur yang melahirkan para pemikir, ilmuwan dan professional.

Kuliah Umum ini diikuti puluhan mahasiswa Pascasarjana baik secara offline maupun virtual zoom. (HUMAS)